Beranda Sejarah Sejarah Kebudayaan Islam Sejarah Perkembangan Islam di Myanmar

Potingan Terkait

Sejarah Perkembangan Islam di Myanmar

Myanmar merupakan salah satu negara di Asia Tenggara yang dahulu bernama Burma. Luas wilayahnya sekitar 678.000 km2. Lantas, bagaimana sejarah perkembangan Islam di Myanmar? Berikut ini adalah penjelasan selengkapnya.

Agama di Myanmar

Myanmar (Burma) merupakan negara multi-agama. Tidak ada agama resmi negara, akan tetapi pemerintah menunjukkan preferensi ekstrem untuk agama Buddha Theravada , agama mayoritas bangsa ini. Menurut sensus yang dilakukan pada tahun 2014 dari pemerintah Burma, Buddha merupakan agama mayoritas, dari 88% populasi, yang dipraktikkan terutama oleh orang Bamar, Rakhine, Shan, Mon, Karen, dan kelompok etnis Tionghoa. Orang Bamar juga mengamalkan agama rakyat Burma dengan nama agama Buddha. Konstitusi baru memberikan kebebasan beragama. Akan tetapi, hal tersebut juga memberikan pengecualian luas yang memungkinkan rezim membatasi hak-hak ini sesuka hati. Selain agama Budha, di Myanmar juga terdapat beberapa agama lain, diantaranya agama Kristen (6,2%, terutama orang Chin , Kachin dan Karen ), Islam (4,3%, terutama Rohingya , Melayu , orang dari Yangon dan minoritas lainnya), dan Hindu (0,5%, terutama oleh orang Indian Burma)

Sejarah Masuknya Islam di Myanmar

Agama Islam pertama kali masuk di Myanmar diperkirakan pada tahun 1055. Para saudagar Arab yang beragama Islam ini mendarat di delta Sungai Ayeyarwady, Semenanjung Tanintharyi, dan Daerah Rakhin. Kedatangan umat Islam pertama kali ini dicatat oleh orang-orang Eropa, Cina dan Persia. Adapun populasi umat Islam yang ada di Myanmar saat ini terdiri dari keturunan Arab, Persia, Turki, Moor, Pakistan dan Melayu. Selain itu, beberapa warga Myanmar juga menganut agama Islam seperti dari etnis Rakhin dan Shan.

Sеbаgіаn bеѕаr Muslim di Myanmar bеkеrjа ѕеbаgаі реnjеlаjаh, реlаut, ѕаudаgаr dаn tentara. Beberapa dіаntаrаnуа juga bеkеrjа sebagai penasehat
politik Kerajaan Burma. Muѕlіm Pеrѕіа mеnеmukаn Mуаnmаr setelah menjelajahi dаеrаh selatan Cіnа. Kоlоnі muslim Persia di Mуаnmаr ini tеrсаtаt
di buku Chrоnісlеѕ оf Chіnа dі 860. Umаt muѕlіm аѕlі Mуаnmаr dіѕеbut Pаthі dаn muslim Cіnа dіѕеbut Pаnthау. Kоnоn, nаmа Pаnthау bеrаѕаl dari kаtа Pаrѕі.

Kemudian, kоmunіtаѕ muѕlіm bеrtаmbаh dі daerah Pegu, Tenasserim, dаn Pathein. Tарі kоmunіtаѕ muѕlіm іnі mulai berkurang seiring dеngаn bertambahnya рорulаѕі asli Myanmar. Pаdа аbаd ke-19, dаеrаh Pаthеіn dіkuаѕаі оlеh tіgа rаjа muѕlіm Indіа.

Islam telah masuk ke Myanmar melalui dakwah, tetapi belum tersebar luas walau telah tersebar ke sejumlah wilayah seperti Arakan. Islam sampai ke Myanmar melalui jalur perdagangan dan dakwah. Kala itu, wilayah tersebut masih disebut Burmanja. Di bagian barat terdapat kerajaan Arakan. Mayoritas penduduknya muslim, bertetangga dengan Bengal yang merupakan wilayah Islam. Dari sanalah Islam terus meluas ke wilayah Burmania lainnya.

Sejarah Perkembangan Islam di Myanmar

Islam di Myanmar merupakan kelompok minoritas di tengah-tengah abama Buddha. Kaum muslimin pada umumnya tinggal di Provinsi Arakan, Myanmar bagian barat. Daerah ini berbatasan dengan Bangladesh. Provinsi Arakan dahulunya merupakan kerajaan yang merdeka hingga tahun 1684 M. 

Perkembangan Islam di Myanmar mendapatkan perlawanan sengit dari pengikut agama Buddha. Pada tahun 686 H, muslim Tartar, bangsa Mongol menginvasi Burmania melalui Cina dan berhasil melengserkan rajanya serta memberi kebebasan untuk memeluk agama sesuai keyakinannya. Sebagian masyarakat masuk Islam dan sebagian lainnya memeluk agama Buddha. Tatkala Suja saudara Aurangzeb, penguasa Imperium Mugal di Hindustan melarikan diri ke Burmania, mereka berbaur dengan para penduduk sambil menyebarkan agama Islam.

Pорulаѕі Islam dі Myanmar sempat mеnіngkаt pada masa реnjаjаhаn Britania Rауа, dikarenakan bаnуаk umаt Muslim Indіа уаng bеrmіgrаѕі ke Mуаnmаr. Tapi, рорulаѕі umаt Islam semakin mеnurun ketika реrjаnjіаn IndіаMуаnmаr ditandatangani pada tahun 1941.

Orang-orang muslim suku Rohingya membentuk Organisasi Solidaritas Rohingya dengan presidennya Muhammad Yunus. Organisasi Solidaritas Rohingya pernah meminta kepada Organisasi Konferensi Islam (OKI) untuk menekan pemerintah Myanmar agar menghormati hak-hak minoritas muslim sebagaimana yang dilakukan OKI terhadap pemerintah Bulgaria.

Sikap muslim Rohingya terhadap sosialis Myanmar terbagi menjadi dua. Pertama, kelompok yang berintegrasi dengan partai sosialis yang berkuasa. Tujuan kelompok ini adalah untuk melindung kelompok minoritas dari kekerasan penguasa. Mereka mengembangkan agama Islam melalui jalur pendidikan atau dakwah. Organisasi Solidaritas Rohingya termasuk dalam kelompok ini. Kedua, kelompok muslim yang membentuk organisasi Gerakan pembebasan menentang pemerintah Myanmar. Mereka membentuk Front Nasional Pembebasan Rohingya. Front ini bekerjasama dengan Tentara Pembebasan Nasional Karen. Karen adalah suatu propinsi di bagian selatan Myanmar yang berbatasan dengan Thailand. Masyarakat Karen memperjuangkan pemisahan diri dari Myanmar. Masyarakat Karen berusaha memisahkan diri dari Myanmar dengan dua alasan. Pertama, karena Karen merupakan etnis tersendiri yang berbeda dengan umumnya etnis masyarakat Myanmar. Kedua, karena penguasa Myanmar melakukan diskriminasi terhadap Suku Karen. Oleh karena itu, propinsi Arakan dan Karen merupakan daerah yang terus menerus bergejolak di Myanmar.

Baca Juga : Sejarah Perkembangan Islam di Malaysia

Demikian pembahasan mengenai sejarah perkembangan Islam di Myanmar. Semoga artikel ini dapat bermanfaat.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Kategori