Berita proklamasi dengan cepat menyebar ke segala penjuru Jakarta. Sejak naskah proklamasi selesai diketik Moh: Hatta sudah memerintahkan B. M Diah memperbanyak teks proklamasi dan menyebarkannya ke seluruh daerah. Ribuan teks proklamasi dicetak dan ditempel ditempat-tempat strategis. Berita proklamasi ini tidak hanya disebarkan di daerah Jakarta tetapi juga disampaikan hingga ke luar kota.
Penyebaran Berita Kemerdekaan Melalui Radio
Selain media cetak, radio juga digunakan sebagai media penyebaran berita kemerdekaan Indonesia. Teks proklamasi segera disampaikan kepada kepala bagian radio kantor berita Domei, Waidan B. Panalewen melalui wartawannya, Syahrudin. Selanjutnya, Waidan B. Panelewen segera memerintahkan F. Wuz (markonis) untuk menyiarkan berita proklamasi kemerdekaan tersebut. Waidan B. Panelewen memerintahkan markonis F. Wuz untuk menyiarkannya tiga kali berturut-turut. Baru dua kali disiarkan mendadak datang tentara Jepang yang melarang siaran tersebut untuk tidak dilanjutkan. Akan tetapi larangan tersebut tidak digubris, bahkan diulangi setiap setengah jam hingga siaran berhenti pada pukul 16.00.
Dampak Penyebaran Berita Proklamasi
Adapun dalam penyebaran berita proklamasi kemerdekaan Indonesia menyebabkan dampak sebagai berikut
- Pemimpin tentara pendudukan Jepang di Jawa menyatakan berita tersebut sebagai kebohongan dan kekeliruan sehingga memerintahkan untuk diralat. Kantor berita Domei akhirnya disegel Jepang pada tanggal 20 Agustus 1945 dan semua pegawainya dilarang masuk. Akan tetapi, Waidan B. Panelewen tidak tinggal diam begitu saja. Setelah radio Domei disegel, Waidan B. Panelewen dibantu para teknisi radio seperti Sukarman, Sutanto, Susilahardja, dan Suhandar, membuat pemancar baru. Mereka mengambil peralatan dari kantor Domei satu demi satu dan dibawa ke rumah Waidan B. Panelewen ke Menteng 31. Akhirnya, berdirilah pemancar baru di Menteng 31 dengan kode panggilan DJK I. Dari sinilah, berita proklamasi disebarluaskan ke seluruh penjuru tanah air secara lebih intensif.
- Gunseikanbu memanggil Soekarnp dan Moh. Hatta untuk mempertanggungjawabkan tindakannya. Bahkan mereka memerintahkan agar kedua tokoh tersebut membatalkan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang telah terlanjur dibacakan. Akan tetapi, dengan tegas perintah tersebut ditolak Soekarno dan Moh. Hatta.
- Jepang mendesak PPKI agar segera bersidang. Dalam sidang tersebut, Jepang memerintahkan PPKI agar membahas rencana kemerdekaan sebagai hadiah Jepang, sebagaimana yang pernah dijanjikan Jepang dahulu.
Sementara itu, di Surabaya berita kemerdekaan dari Domei, Jakarta diterima markonis Jacub dan diberikan kepada R.M. Bintarti dan Wartawan Soetomo (Bung Tomo). Berita proklamasi disebarkan melalui surat kabar Soeara Asia. Di Semarang berita proklamasi yang dikirim oleh kantor Domei, Jakarta diterima langsung oleh Mr. Wongsonegoro yang menjabat Fuku Shuchookan (Wakil Residen Semarang); Wongsonegoro kemudian membacakan proklamasi itu dalam sidang pleno. Berita proklamasi dapat diterima di meja redaksi surat kabar dan radio Jepang di Bandung, Hoso KanriKyoku, harian Tjahaja, dan Soeara Merdeka. Hal yang sama juga terjadi di Yogyakarta dan daerahdaerah lainnya di Indonesia.
Berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia juga dipancarkan hingga ke luar negeri. Penyiaran berita ini dilakukan oleh Sendora. Sendora adalah organisasi yang dibentuk oleh bekas pegawai kantor Domei. Sendora menangkap siaran dari pemancar radio Bandung Hoso Kanri Kyoku melalui pemancar GunungMalabar. Pemancar ini dahulunya dibangun oleh Belanda agar tetap bisa berhubungan dengan negara-negara di Eropa. Pemancar radio Gunung Malabar inilah yang berjasa dalam menyebarkan berita Proklamasi Kemerdekaan indonesia ke seluruh dunia, khususnya di wilayah Eropa.
Dukungan Rakyat dan Daerah terhadap Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
Semangat patriotisme, nasionalisme, rasa kebanggaan, dan heroisme demikian terasa setelah proklamasi kemerdekaan dikumandangkan. Rakyat di berbagai daerah pun memberi dukungan penuh. Bagaimana bentuk dukungan rakyat terhadap proklamasi kemerdekaan? Salah satu bentuk dukungan rakyat Indonesia adalah rapat raksasa di lapangan Ikada (silang Monas). Rapat tersebut dilaksanakan pada tanggal 19 September 1945. Rapat di lapangan Ikada bertujuan menyambut peringatan satu bulan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dan memberikan dukungan terhadap pemerintah Republik Indonesia yang baru berdiri. Rapat tersebut hanya berlangsung dalam waktu singkat karena Jepang telah mengerahkan pasukan dengan persenjataan lengkap. Untuk menghindari bentrokan, Soekarno, Moh. Hatta, dan beberapa menteri memilih tidak berlama-Iama di lapangan Ikada.
Soekarno kemudian memberikan pidato singkat yang isinya sebagai berikut.
- Meminta dukungan dan kepercayaan rakyat terhadap pemerintah Republik Indonesia.
- Menuntut rakyat untuk mematuhi kebijakan-kebijakan pemerintah secara disiplin.
- Memerintahkan rakyat bubar meninggalkan lapangan dengan tenang.
Walaupun berlangsung singkat, rapat di lapangan Ikada merupakan bukti tekad dan kesungguhan bangsa Indonesia untuk merdeka. Rapat ini menjadi bukti dukungan dan kepercayaan rakyat Indonesia terhadap pemerintahan yang baru berdiri. Selain dalam bentuk rapat di lapangan Ikada, dukungan terhadap prokiamasi diwujudkan dalam berbagai bentuk dan terjadi di berbagai daerah. Bentuk dukungan terhadap proklamasi kemerdekaan diberbagai daerah sebagai berikut.
1. Jakarta
Jakarta menjadi pusat penyebaran berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Beberapa jam setelah pembacaan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, para pemuda langsung bergerak cepat dalam menyebarkan berita proklamasi kemerdekaan. Beberapa tokoh golongan muda yang berperan antara lain A.M. Hanafi, Anwar Tjokroaminoto, A.R. Baswedan, Adam Malik, dan Jusuf Ronodipuro. Selain
menyebarkan berita proklamasi, para pemuda berhasil menurunkan Wali kota Jakarta, Shigo Hasegawa dan memberikan jabatan wali kota kepada wakilnya, Suwirjo. Selanjutnya, Suwirjo dilantik secara resmi menjadi Wali kota Jakarta pertama pada akhir bulan September 1945 oleh Soekarno.
2. Bandung
Ketika berita proklamasi disebarluaskan. Jepang berusaha mencegah penyebaran berita tersebut.
Akan tetapi, usaha Jepang dalam mencegah penyebaran berita proklamasi tidak dapat dilakukan di wilayah Bandung. Kondisi tersebut disebabkan kesiapan pemuda-pemuda Bandung yang tergabung dalam Barisan Pelopor untuk mengantisipasinya. Pada siang hari tanggal 17 Agustus 1945, berita proklamasi sampai di Kota Bandung. Para pemuda kemudian menduduki kantor berita di Bandung dan menyiarkan berita tersebut hingga pukul 19.00. Di Kota Bandung siaran berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia disiarkan dalam bahasa Inggris dan indonesia. Selain menyebarkan berita proklamasi, para pemuda melakukan pendudukan terhadap kantor-kantor pemerintahan Jepang.
3. Yogyakarta
Penyebaran berita proklamasi melalui siaran radio juga terdengar di Yogyakarta pada siang hari tanggal 17 Agustus 1945. Meskipun pada awalnya penyebaran berita tersebut dilarang Jepang, penyebaran berita proklamasi secara sembunyi-sembunyi berhasil dilakukan. Melalui para pemimpin di Yogyakarta, salah satunya Ki Hajar Dewantara, penyebaran berita proklamasi kemerdekaan diatur sedemikian rupa hingga didengar oleh seluruh warga Yogyakarta.
Berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia diketahui juga oleh Sri Sultan Hamengku Buwono IX, Sultan Yogyakarta, melalui harian Sinar Matahari yang terbit pada tanggal 19 Agustus 1945. Pada hari itu juga, Sri Sultan Hamengku Buwono IX mengirim surat kawat kepada Soekarno-Hatta yang berisi ucapan selamat atas terpilihnya kedua tokoh tersebut sebagai presidan dan wakil presiden.
Selanjutnya, Sri Sultan Hamengku Buwono IX dan Sri Paku Alam VIII sebagai pemimpin Kesultanan Yogyakarta dan Pakualaman menyatakan dukungannya terhadap Republik Indonesia melalui Maklumat 5 September 1945. Komite Nasional Indonesia Daerah juga dibentuk di Yogyakarta pada akhir bulan Agustus 1945.
Meskipun lama dididik di Belanda, jiwa nasionalisme Sri Sultan Hamengku Buwono IX sangat tinggi. Pada saat itu Sri Sultan Hamengku Buwono IX adalah Ftaja Kesultanan Yogyakarta. Akan tetapi, ia tidak bersedia melepaskan diri dari Indonesia dengan membentuk kerajaan sendiri walaupun kondisi saat itu sangat memungkinkan.
4. Semarang
Berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia sampai di Kota Semarang pada siang hari tanggal 17 Agustus 1945 melalui siaran kantor berita Domei. Setelah mendengar berita tersebut, Wongsonegoro membacakan berita proklamasi di hadapan sidang Jawa Hokokai. Berita tersebut mendapat sambutan meriah dari anggota Jawa Hokokai yang hadir pada saat itu. Mr. Wongsonegoro selanjutnya mengajak rakyat merayakan kemerdekaan Indonesia dan melakukan pemindahan kekuasaan dari tangan Jepang. Pawai dengan membawa bendera Merah Putih juga diadakan. Pawai dilaksanakan di jalur-jalur utama Kota Semarang.
5. Surabaya
Kepastian berita kemerdekaan indonesia baru sampai di Kota Surabaya pada tanggal 23 Agustus 1945. Kondisi tersebut terjadi karena di Surabaya terdapat aturan pemadaman listrik dan peraturan jam malam. Ketika berita proklamasi kemerdekaan sampai di Surabaya, Sudirman selaku asisten residen menerima telegram dari KNlP agar pemerintah daerah Surabaya segera membentuk KNI daerah. KNI daerah Surabaya kemudian dibentuk pada tanggal 28 Agustus 1945.
Ketika KNI daerah Surabaya terbentuk, rakyat Surabaya langsung menyatakan dukungannya terhadap Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Salah satu bentuk dukungan tersebut ditunjukkan melalui peristiwa Tunjungan yang terjadi pada tanggal 19 September 1945. Dalam peristiwa Tunjungan, para pemuda Surabaya secara paksa menurunkan bendera Belanda yang masih berkibar di Hotel Yamato. Semula para pemuda meminta pemilik hotel menurunkan bendera Belanda karena Indonesia sudah merdeka. Akan tetapi, permintaan tersebut ditolak sehingga para pemuda bertindak tegas. Para pemuda menyobek bagian bendera yang berwarna biru dan mengibarkan bagian yang berwarna Merah Putih.
6. Palembang
Sebagian besar wilayah Sumatra mendapat kepastian berita proklamasi saat utusan PPKI yaitu Teuku Moh. Hasan, Mr. A. Abbas, dan dr M. Amir tiba di Palembang pada tanggal 24 Agustus 1945. Berdasarkan hasil sidang PPKI, Teuku Moh. Hasan dipilih sebagai Gubernur Provinsi Sumatra. Teuku Moh. Hasan kemudian mengoordinasikan seluruh elemen rakyat Sumatra untuk menyebarkan berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Para pemuda Palembang mulai melakukan pemasangan bendera Merah Putih, pawai kemerdekaan, merebut kekuasaan, dan melakukan aksi pembobolan penjara. Salah satu tokoh sentral aksi pemuda adalah A.K. Gani. A.K. Gani diberi peran sebagai koordinator kea’manan di Sumatra dan dilantik sebagai ketua KNI daerah Sumatra Selatan pada tanggal 3 September 1945.
7. Jambi
Berita Prokamasi Kemerdekaan Indonesia di Jambi pertama kali diterima oleh H. Soedarsono, pimpinan organisasi buruh tambang minyak. Soedarsono menerima berita tersebut dari A.K. Gani melalui saluran telepon. Setelah mendengar berita tersebut, Soedarsono segera menyebarluaskan ke seluruh pelosok Jambi. Selanjutnya, pada tanggal 22 Agustus 1945 para pemuda yang dipelopori Husin Akip dan Amin Aini mengibarkan bendera Merah Putih di puncak menara air Jambi. Tiga hari kemudian dilakukan pengangkatan kepala Residen Jambi yaitu dr. Sagaf Yahya.
8. Aceh
Aceh menerima berita kekalahan Jepang dan kemerdekaan Indonesia pada tanggal 22 Agustus 1945. Setelah mendengar berita tersebut, para pemuda yang dahulunya tergabung dalam kesatuan militer Jepang seperti He/ho dan Giyugun dipulangkan kembali ke rumah masing-masing. Para pemuda tersebut kemudian bergabung dalam Ikatan Pemuda indonesia di bawah pimpinan Ali Hasymi yang juga pemimpin redaksi harian Aceh Simbun. Para pemuda kemudian melakukan pawai di Kutaraja (sekarang Banda Aceh) sebagai bentuk dukungan terhadap lahirnya Republik Indonesia.
9. Kalimantan
Berita Proklamasi Kemerdekaan indonesia sampai di Kalimantan pada tanggal 29 Agustus 1945.
Pangeran Muhammad Noor, Gubernur Kalimantan juga masih berada di Jakarta hingga tanggal 29 November 1945. Akan tetapi, dukungan rakyat Kalimantan terhadap Proklamasi Kemerdekaan Indonesia tetap berlangsung. Pengibaran bendera Merah Putih, pelucutan senjata tentara Jepang, dan Pengambilalihan kantor-kantor pemerintahan Jepang dilakukan juga oleh rakyat Kalimantan. Bahkan, di KalimantanTengah rakyat meiuapkan kegembiraan dengan mengadakan pasar malam sampai tanggal 5 September 1945.
10. Sulawesi
Beberapa hari setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, Sam Ratulangi, Gubernur Provinsi Sulawesi yang dipilih berdasarkan sidang PPKI diberi mandat untuk segera menyusun pemerintahan di Suiawesr. Menindaklanjuti mandat tersebut, Sam Ratulangi segera menyusun pembentukan daerah Sulawesi. Sementara itu, para pemuda Sulawesi secara diam-diam memperbanyak teks proklamasr dan nenyebarkannya ke seluruh wuayah Sulawesi. Pada tanggal 17 September 1945, bendera Merah Putih ierkrbar di kantor pemerintah SulaweSl Tenggara Beberapa daerah lain d’ Sulawesi seperti Kolaka, Nakatobi dan Lasusua yang mendengar berita kemerdekaan lndonesia tersebutjuga menyambut dengan nengibarkan bendera Merah Putih.
Baca Juga : Pembacaan Teks Proklamasi
Sekian pembahasan mengenai penyebaran berita proklamasi kemerdekaan Indonesia. Semoga materi yang dibagikan dapat bermanfaat.
Selamat Belajar!!!